Pendidikan memegang peran penting dalam pembentukan karakter dan identitas sebuah bangsa. Indonesia memiliki sejarah panjang penuh perjuangan dan pengabdian, dan menariknya, beberapa pahlawan nasional kita juga menekuni profesi sebagai guru. Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih dekat pahlawan-pahlawan nasional yang dengan penuh dedikasi mengabdikan hidup mereka untuk memberikan pendidikan kepada generasi penerus.
1. Presiden Soekarno
Ternyata, presiden pertama di Indonesia ini, dulunya berprofesi sebagai pengajar. Bung Karno, pernah mengajar mata pelajaran sejarah di Sekolah Ksatirian, sekolah yang didirikan oleh Dr. Setiabudi (Dowes Deker) di Bandung.
Selain di Bandung, Bung Karno juga pernah menjadi guru di Sekolah Rendah Agama milik Muhammadiyah, sewaktu beliau diasingkan di Bengkulu. Bahkan, beliau pernah diangkat sebagai ketua dewan pengajaran Muhammadiyah Bengkulu.
2. Mohammad Hatta
Mohammad Hatta adalah sosok yang selalu disandingkan dengan presiden Soekarno. Mohammad Hatta juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Ide-ide beliau tentang koperasi dan perekonomian hingga kini masih dijadikan sebagai rujukan bagi para ekonom di tanah air.
Pada saat ia diasingkan oleh Belanda di Banda Neira, Maluku, ia menjadikan tempat persinggahannya sebagai tempat untuk mengajar para pemuda di sana. Setelah kemerdekaan pun, Mohammad Hatta masih akftif mengajar sebagai dosen.
3. Kyai Haji Ahmad Dahlan
Tak cuma menjadi ulama dan pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis adalah seorang guru. Pemikirannya sebagai guru saat itu mulai terasah ketika ia kurang setuju dengan sistem pendidikan kolonialisme yang menuju ke arah sekularisme dan westernisasi.
Menurut Ahmad Dahlan, pendidikan Islam hendaknya diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.
4. Kyai Haji Hasyim Asy’ari
Kyai Haji Hasyim Asy’ari adalah ulama dan pahlawan nasional yang lahir pada 14 Februari 1871. Hasyim Asy’ari pemrakarsa dari berdirinya salah satu organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU).
Beliau cukup peduli dengan pendidikan, terutama pendidikan umat muslim. Sepulangnya menimba ilmu di Makkah pada 1899, Beliau pun mendirikan pesantren Tebu Ireng yang menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Pulau Jawa pada abad ke-20.
5. Tan Malaka
Sosok fenomenal Tan Malaka juga berprofesi sebagai guru. Bahkan ketika beliau kuliah di Belanda, ia mengambil jurusan keguruan. Setelah pulang kembali ke Sumatera Barat pun, ia kemudian bekerja sebagai guru di sekolah Belanda dan mengajar para anak buruh.
Namun, meski sebagai guru, lantas tidak menghalanginya untuk ikut serta dalam upaya kemerdekaan republik Indonesia. Ia aktif menulis dan mengkritisi segala bentuk penjajahan, diskriminasi, dan penindasan. Ia juga sering berdiskusi dengan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia seperti HOS Tjokroaminoto (guru beliau) dan KH. Agus Salim.
6. Jenderal Sudirman
Jenderal Besar TNI Raden Soedirman adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Sebagai Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia adalah sosok yang dihormati di Indonesia.
Selain menjadi pahlawan nasional dan seorang Jenderal, Sudirman awalnya adalah seorang guru dan kepala sekolah di sebuah sekolah dasar yang dikelola oleh organisasi Islam Muhammadiyah. Ia pernah menimba ilmu di Kweekschool (sekolah khusus untuk calon guru) meskipun akhirnya tidak terselesaikan karena masalah biaya.
7. Dewi Sartika
Dewi Sartika merupakan pahlawan nasional wanita yang memperjuangkan hak wanita, khususnya di bidang pendidikan. Komitmen Dewi Sartika dibuktikan dengan mendirikan Sekolah Istri pada 1904.
Sekolah ini diperuntukkan bagi wanita-wanita yang ingin mengenyam pendidikan. Sekolah Istri mengajarkan para wanita berbagai hal, seperti menjahit, merenda, menyulam, memasak, mengasuh bayi, dan juga agama.